Chapter 18: Bab 18
"Tentu saja tidak, bukankah kita saling menyukai?" Eddie malah balik bertanya.
Jill sedikit menganggukkan kepalanya, dia menjawab: "Tidak, aku sendiri juga menyukaimu, tapi... Aku belum siap."
"Jadi begitu... Tak masalah, aku bisa menunggu. Soal pernikahan kamu bisa menentukan waktunya, di masa depan kamu bisa memanggilku 'Suami' hahaha~" Eddie tertawa senang.
***
Eddie duduk di atas kasur sambil membolak balik sebuah buku.
Di ujung ruangan, terdengar suara guyuran air, nampaknya Jill sedang berada di dalam kamar mandi.
Setelah membujuk Jill dengan lidah-nya yang cakap. Eddie berhasil *cough* merayu Jill untuk melakukan hal-hal intim dengannya.
Orang luar memang cukup bebas dalam 'hal' ini, berhubungan intim sebelum pernikahan? Bukan masalah besar... Sungguh budaya yang benar-benar berbeda.
Eddie hanya bisa menunggu sambil bersiul senang.
Beberapa saat kemudian, suara guyuran air mulai terhenti, nampaknya Jill telah selesai dengan urusannya.
*Klik!*
Suara pintu yang terbuka pun terdengar.
Alex menoleh ke arah suara tersebut, dan apa yang dia lihat saat ini benar-benar membuatnya menelan ludah.
Layaknya seoarang dewi, Jill yang cantik dan menawan berjalan perlahan hanya dengan handuk tipis yang melilit tubuh bagian atasnya. Handuk itu hanya menutupi dada sampai paha, bahkan tak sampai ke lutut.
Sungguh pemandangan yang sangat menggoda! Jika Eddie tak memiliki kontrol diri yang kuat, maka dia akan segera menerkam Jill layaknya serigala yang kelaparan.
***
"Kau tahu, jika kamu tak menginginkan hal ini, mungkin kita bisa mengundurnya untuk lain hari... Setidaknya sampai kamu puas." Eddie mencoba membujuk, walaupun dia pria yang cukup horni. Tapi dia orang yang cukup pengertian, jika Jill tak ingin, tentunya dia tak akan memaksa. Toh, dia tak ingin Jill menyesali hal yang akan mereka lakukan.
Di sisi lain, Jill yang sebelumnya cukup khawatir dengan 'pertama kali'-nya mulai merasa sedikit santai. Ternyata memang benar, Eddie adalah pria yang baik, dia sangat pengertian.
Tapi dia tak boleh menyerah, bagaimanapun dialah yang menyetujui bujukannya di tempat awal, jika dia telah pergi satu, maka dia akan pergi untuk semua!
"Tidak masalah, Eddie. Aku... Hanya sedikit takut, kamu tahu... Bagaimanapun ini adalah pertama kali-ku."
Jill bersandar ke dada Eddie sambil bergumam pelan. Tentunya dengan suara yang masih bisa didengar oleh Eddie.
Eddie yang mendengar hal ini hanya mengangguk. "Baiklah." Eddie berbisik, dia maulai mencium leher mulus Jill.
Sambil terus mencium leher pacarnya, Eddie mulai melingkarkan kedua tangannya di sekitar payudara Jill yang lembut dan juga kenyal. Perlahan dia mulai meremas kedua gundukan kapas tersebut.
"Uhmmm~" Jill mulai mengerang, perasaan ini benar-benar baru baginya. Selama hidupnya, tak pernah sekalipun dia bermain dengan payudaranya seperti ini.
Mendengar erangan tersebut, Eddie merasa mendengar sebuah melodi yang indah. Hal ini mulai merangsangnya lebih, dia mulai aktif bermain dengan payudara milik Jill.
Eddie mencubit dan memutar puting lembut di antara jari-jarinya. Hal ini membuat Jill mengerang lebih keras dengan nafsu.
Bibir bawah Jill mulai basah dengan cairan cinta miliknya, ini adalah pertama kalinya dia merasakan perasaan enak ini!
Efek kupu-kupu mulai terasa dari bagian bawah perutnya, Jill tahu bahwa tak lama lagi sebuah percikan akan segera terjadi. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia sangat menantikan hal tersebut.
Eddie mulai memperhatikan nafas Jill yang telah berubah menjadi berat. Eddie mulai membelai Jill dengan lebih aktif, tak lupa dia membisikkan kata-kata manis di telingannya: "Kamu sangat cantik, Jill... Sungguh sebuah berkah bagiku untuk bisa berpasangan denganmu..."
"Uhmm~ Benarkah?" Kata Jill sambil mengerang senang, menanggapi kata-kata manis yang di ucapkan oleh Eddie. Entah kenapa dia merasa perkataan manis yang di ucapkan kekasihnya terasa seperti sebuah madu untuk jiwa dan raganya!
Beberapa percikan kecil mulai terciprat dari bibir bagian bawahnya, hal ini semakin membakar gairah gadis itu dari dalam.
"Anda adalah gadis serta istri-ku, aku sangat mencintaimu, Jill." Eddie berkata dengan suara pelan, kemudian dia mencium lehernya sekali lagi. Sedangkan jari-jarinya mulai menarik puting merah mudah wanita itu.
"Ahh!~ Ya, tolong turuskan!" Jill berseru senang, seluruh tubuhnya mulai gemetar, matanya mulai kehilangan fokus.
Setelah itu kakinya saling meremas dengan erat, tangannya mencengkram punggung Eddie dengan erat!
*Crot!*
Jill mengalami orgasme terhebat dalam hidupnya, dia sama sekali tak mengharapkan perasaan ini... Seakan-akan dia akan pergi ke surga!
Dia menjerit senang, wajahnya memerah layaknya tomat.
Kakinya saling meremas dengan erat saat cairan cinta bocor dari dalam bibir bawahnya.
Eddie tak berhenti mencubit puting merah muda milik Jill, di sisi lain dia juga menggoda lehernya dengan kecupan kecil. Hal ini memperpanjang orgasme yang di alami oleh Jill.
Satu menit pun berlalu, akhirnya wanita itu mulai rileks, tubuhnya melunak dan akhirnya dia jatuh di pelukan Eddie.