Resident Evil: Eddie

Chapter 17: Bab 17



"Dia pikir aku tak tahu apa yang sedang dia rencanakan, dasar amatir!" Eddie berjalan sambil bersiul santai, pakaiannya telah di ganti dengan pakaian baru, sekarang dia merasa lebih nyaman. Di tangan kanannya ada sebuah cangkir kopi yang saat ini dia bawa, kopi yang sebelumnya tumpah telah dia ganti dengan kopi yang baru.

Eddie sudah cukup dekat dengan apartemen milik Jill. Dia terus berjalan, saat dirinya dekat dengan sebuah belokan... Boom! Tiba-tiba tabrakan lain terjadi, dengan cepat Eddie mulai berusaha menyeimbangkan tubuhnya, untungnya kali ini dia tidak jatuh, plus kopi yang dia bawa masih aman.

Di saat yang sama, suara kesakitan terdengar. Seorang gadis muda yang sebelumnya menabrak tubuhnya jatuh ke tanah, gadis itu memiliki rambut pendek serta terlihat sangat imut.

Jill berjalan mendekat dan segera membantu gadis itu, dia berkata: "Rebecca, apakah kamu baik-baik saja?"

Dia melanjutkan.

"Eddie, kenapa kamu berada di sini?"

Ternyata gadis yang sebelumnya menabarak Eddie bernama Rebecca! Pantas saja dia terlihat sangat familiar.

Rebecca Chambers, seorang staf medis dari Team Bravo, seorang anggota Team termuda dan juga seorang jenius!

Dia lulus dari universitas pada usia yang sangat muda, yaitu delapan belas tahun. Setelah itu dia bergabung dengan Team penyelamat taktis dengan background luar biasa di bidang kedokteran.

"Auch~ sedikit sakit. Apakah anda baik-baik saja, pak?" Rebecca menggosok pantatnya yang sakit, meski begitu dia masih bertanya tentang keselamatan Eddie sambil tersenyum manis.

"Santai saja, aku tidak apa-apa kok. Ngomong-ngomong, halo, namaku Eddie, pacar Jill." Eddie tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

Rebecca segera mengangguk sambil menyalami pria yang ada di depannya. "Halo juga tuan Eddie, namaku Rebecca, anggota baru di Team Bravo."

"Ternyata anda pacar Jill, anda sangat tampan." Rebecca berbincang sedikit sambil memuji Eddie, senyum manisnya yang khas juga tak luput dari wajahnya.

"Haha, bisa saja. Kamu sendiri juga sangat manis." Eddie tak sungkan memuji balik Rebecca.

Jill hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa daya, tapi dia tak membantah pernyataan Eddie. Bagaimanapun, mereka telah berkencan, pihak lain juga cukup baik, Jill berpikir bahwa hubungan ini bisa berkembang lebih jauh.

"Oke, kurangi gosip. Eddie, kenapa kamu di sini? Ada sesuatu yang sedang kamu cari?"

"Ah... Aku hanya ingin datang menemuimu. Oiya, kalau bisa jangan sering datang ke vila-ku ya, aku sendiri mulai jarang tinggal di sana."

"Pengawalku juga pergi untuk melakukan pelatihan khusus, plus baru-baru ini aku mendapatkan perkerjaan baru sebagai peneliti di sekitar sini."

"Tapi kalau kamu mau pergi ke vila-ku sendiri, maka ambil ini."

Eddie menyerahkan kunci vilanya kepada Jill.

"Kamu bisa pergi sendiri ke sana, semua fasilitas masih menyala, jadi jangan khawatir." Kata Eddie dengan santai.

"Bukannya daerah pegunungan Arklay semakin berbahaya? Sebaiknya kamu tidak tinggal di sana."

"Ngomong-ngomong, dimana kamu tinggal sekarang?" Walaupun Jill tak terlalu ingin pergi ke daerah berbahaya, dia tetap menerima kunci cadangan yang diberikan oleh Eddie, siapa tahu akan berguna nanti. Tindakan ini juga merupakan ungkapan kepercayaan Eddie kepadanya, jadi dia tak bisa menolak.

"Aku tinggal di lab, tapi jika kamu tidak keberatan, mungkin aku bisa pindah ke apartemenmu." Senyum Eddie semakin lebar, menunjukkan gigi putihnya kepada Jill.

Jill memutar matanya sambil berkata: "Huh..."

"Kamu tidak keberatan, tapi akulah yang keberatan."

"Kakak Jill, kalau begitu aku akan pergi dulu. Tolong nikmati waktu kalian berdua hehe~"

Rebecca merencanakan sesuatu, dia mengedipkan matanya kepada Jill dan segera bergegas pergi. Suara tawa kecil keluar dari bibirnya yang manis.

"Huh... Anak ini... Lupakan, kalau begitu kamu boleh mampir sebentar, mungkin duduk-duduk sambil minum." Jill segera menyeret Eddie kedalam apartemennya.

***

"Baru-baru ini, kepala polisi, Brian, menentang penyelidikan yang akan kami lakukan di daerah pegunungan Arklay. Saya mencium bau-bau persengkongkolan di sini."

"Bagaimanapun, monster anjing yang sebelumnya kita temui adalah bukti kuat akan kasus ini!"

"Nampaknya ada sesuatu yang sedang mereka coba sembunyikan!"

Saat ini Jill masih belum mengetahui apa itu senjata biokimia, apalagi konspirasi yang sedang dilakukan oleh Umbrella.

"Aku sendiri berharap kasus ini akan segera reda, jika tidak, akan menjadi siksaan bagiku untuk tetap tinggal di sekitar pegunungan Arklay."

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan pelatihanmu Jill? Dengan munculnya makhluk aneh tersebut, lebih baik bersiap-siap. Semoga pelatihan yang kamu lakukan mampu menyelamatkanmu di saat-saat yang paling kritis."

Dalam hati Eddie mulai memetakan sebuah rencana, dia masih mengingat plot yang akan terjadi di seri Resident evil. Jadi yang perlu dia lakukan adalah memanfaatkan sepenuhnya pengetahuan yang dia ingat.

"Aku tahu, tentunya aku akan mencoba lebih berhati-hati. Pokoknya terima kasih telah menghawatirkan aku, Eddie, kamu baik sekali."

Jill berkata sambil tersenyum tulus.

"Pokoknya kamu simpan kunci vila itu dengan baik-baik, di garasi vila terdapat sepeda motor trail serta beberapa senjata berat yang mungkin akan membantumu."

"Saat ini aku ingin segera menyelesaikan proyek penelitianku, bonus besar akan aku terima saat aku menyelesaikannya."

"Setelah itu tentu saja kita bisa segera meninggalkan kota Raccoon, membeli rumah baru yang nyaman, setelah itu kita menikah."

Eddie menyelesaikan perkataannya dengan sekali nafas, tak lupa dia mengacungkan jempol ke arah Jill dengan senyum percaya diri.

"I-ini... Bukankah ini terlalu tergesa-gesa???" Jill terlihat bingung, pria ini mengatakan hal tersebut tanpa sedikitpun nada bercanda!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.