Chapter 9: Bab 9
"Ah... I-ini terasa sangat... Em~ Enak!"
Suara manis mulai bocor dari mulut Karen, dia yang selama ini mencoba bertindak kuat tak lagi mampu menolak perasaan nikmat yang ia rasakan saat ini.
Lubang bawahnya telah terisi penuh dengan monster besar milik Eddie, hal ini membuat perutnya menggelembung seakan-akan telah kenyang dengan makanan. Dan memang benar, saat ini dia merasa perutnya telah penuh dan juga terasa sangat panas.
Hasrat seksual yang telah ia tahan selama bertahun-tahun meledak oleh hormon wanita miliknya, Vaginanya yang sebelumnya telah basah sekarang mengeluarkan cairan cinta lebih banyak!
Di saat yang sama, dia menginginkan kesenangan seksual lebih dari ini. Pikirannya mulai terisi dengan berbagai imajinasi kotor, bahkan dia tak lagi perduli dengan hal-hal lain saat ini, semua perasaan diluar kegiatan seksual yang dia lakukan saat ini mulai disisihkan dari kepalanya.
Karen mulai mengayunkan pinggulnya yang bulat dengan cepat, kedua tangannya merangkul erat punggung Eddie. Dalam hati dia ingin merasakan sensualitas ini sebanyak mungkin.
Karen LesProux tak pernah merasakan penis sebesar dan sekuat milik Eddie, apalagi keterampilan bercintannya sangatlah luar biasa!
'Dari mana anak ini mempelajari hal ini?' Karen tak bisa berhenti berpikir, di sisi lain pinggulnya terus bergerak cepat tanpa terkendali.
Keganasan serta tusukan intens yang Eddie lakukan menusuk tepat di leher rahimnya berkali-kali. Rambutnya yang sebelumnya tertata rapi mulai berubah acak-acakkan karena intensitas seksual yang dia lakukan sekarang, hal ini justru membuat penampilannya lebih mempesona serta lebih feminim untuk beberapa alasan, seluruh tubuhnya terus bergetar tanpa henti. Di sisi lain mulutnya terus mengerang dengan puas saat tubuhnya memohon untuk lebih di manjakan.
"Kh... Ah... Ah... Ya, tepat di situ... Ah... Lebih keras..."
Karen mengerang cukup keras sambil memerintahkan Eddie untuk menganyunkan pinggulnya lebih cepat. Seakan-akan dia ingin Eddie menghancurkan vagina basah miliknya.
Dengan penis besar milik lawannya, hal ini membantu Karen merasakan hal yang selama ini tak pernah dia rasakan.
Kesenangan ini bahkan membuat otaknya menjadi kacau sampai-sampai dia berpikir untuk mengandung anak baru milik Eddie!
Pada titik ini, Karen telah terhanyut oleh kesenangan seks yang mereka berdua lakukan. Dia merasa tak berdaya dan tenggelam lebih dalam ke jurang keinginan dan nafsu pesta pora.
Tubuhnya gemetar dengan sukacita kesenangan, keringat lengket mulai membasahi tubuhnya. Sedangkan cairan cinta mereka berdua telah mengotori kasur putuh yang saat ini mereka berdua gunakan.
Di satu sisi, Eddie tersenyum puas sambil tertawa: "Katakan, apakah fisikku tak cukup kuat?"
"Sekarang kemu menyesalinya hahaha." Kata Eddie dengan ekspresi puas, dia masih mengingat jelas saat Karen meremehkan 'tenaga kuda' miliknya. Nampaknya sekarang dialah yang memegang kendali.
Bagaimanapun, menaklukan seorang wanita cantik adalah prestasi yang patut di banggakan, terlebih lagi jika wanita itu adalah seorang tentara bayaran profesional top seperti Karen LesProux.
Setelah itu Eddie menggunakan lengannya yang kuat untuk meraih bahu lembut milik Karen, mereka berdua berganti posisi. Sekarang penisnya dapat menembus lebih dalam dengan posisi seks baru yang mereka lakukan.
Dalam hati Eddie tak henti-hentinya memuji kecantikan Karen, dari proporsi tubuh sampai aura kewanitaanya benar-benar luar biasa. Dia sangat senang wanita cantik ini bisa berada di sisinya.
Selain itu, saat penisnya menusuk semakin dalam, vagina lawan menjadi lebih ketat dan penuh sesak, rasa hangat yang menyelimuti naga kecilnya juga berangsur-angsur berubah menjadi lebih panas.
Hal ini membuat Eddie merasa sangat nyaman dan juga betah untuk terus menggedor kecantikan intim milik kekasihnya.
"Eddie... Anda benar-benar ahli dalam menyenangkan... Ah, ah... Wanita."
"Ah... Ah... Sangat nikmat, tolong teruskan~"
Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Karen mendesah keras dengan ekspresi kenikmatan dan sanjungan.
Keringatnya telah menutupi hampir seluruh tubuhnya, hal ini membuat kulitnya yang semula bersih menjadi lebih mengkilap dan juga menggoda.
Layaknya sebuah robot, Eddie terus melatih pinggulnya dengan menggerakkannya maju dan mundur tanpa henti.
Sedangkan tangan kanannya telah meraih payudara bagian kanan milik Karen. Empuk, lembut dan juga kenyal, tak lupa jari-jarinya yang lincah juga bermain dengan puting Karen yang keras dan menggoda.
"Eddie... Cium aku~"
Karen menjulurkan lidahnya dengan tingkah seksi.
"Baiklah."
Eddie mengangguk dan segera menghubungkan kedua bibir mereka...